Catatan Perjalanan : Jatiluwih Village


Hari ini aku iseng-iseng saja melakukan perjalanan ke desa Jatiluwih yang terkenal dengan persawahan terasiring dan beras merah yang lezat. Bersama ponakanku yang baru tiba dari London, sengaja aku memilih rute Belulang Village-Mengesta-Jatiluwih-Angsri-Apuan-Pacung-Blayu-Tabanan yang memutar dari utara menuju ke timur.

Dengan semangat kita memilih menggunakan sepeda motor agar puas menikmati oksigen murni di alam pedesaan yang sedikit mendung tapi (untungnya) tidak hujan. Beberapa foto bisa dilihat di friendsterku
http://friendster.com/kunang2api.

Aku memang hobi naik motor apalagi kalau di alam pedesaan. Rute kali ini kumulai dengan mandi di hotspring Belulang Village hanya dengan merogoh kocek 3000 rupiah per orang untuk menguras daki di kulit dengan air panas > 45 derajat yang sebenarnya cukup panas juga bagi kulit kita. Tapi lama-lama panas tersebut menjadi biasa seiring adaptasi tubuh kita. Cuaca yang agak mendung sedikit menghangat dengan kudapan ringan pisang goreng yang dimakan sambil jalan membelah tingginya padi tahun (padi yang dipanen setahun sekali) yang semeter lebih.

Mandi di hotspring memang sangat luar biasa,penat tubuh rasanya hilang dan membuat nyaman. Sebenarnya kita gak ada rencana untuk melakukan rute berkeliling karena pada dasarnya memang kita hanya mau menikmati mandi air panas saja, tapi berhubung waktu yang masih sekitar jam 15.30 kita memutuskan semakin naik ke utara menuju Jatiluwih yang sangat exotis pemandangan sawah terasiringnya. Beberapa akomodasi vila dengan nuansa pedesaan juga sudah tersedia disini. Jadi kalau Anda hobi menikmati alam pedesaan alami,mungkin inilah tempat yang tepat buat Anda dan keluarga.

Dasarnya kita memang jarang menempuh rute tersebut, sebenarnya rute yang kita lalui juga sempat membuat ketir-ketir karena benar-benar di tengah pedesaan yang bisa saja menyesatkan, tapi dengan keyakinan bahwa kalo bule aja gak tersesat masa kita orang setempat bisa kesesat (hahaha), maka kita ngikuti naluri aja sambil menduga-duga "ah ini pasti tembus di sana" padahal ya keliru juga hihihi.

Well, dengan sok yakin akhirnya benar-benar juga kita tembus di Baturiti (sebelah selatan sebelum Bedugul) dan dengan lega kita mencari pompa bensin terdekat karena sebenarnya yang kita takuti mendorong motor di tengah pekatnya hutan di desa tersebut, jadi lucu aja orang lokal kok ya tersesat hahaha.
Yang pasti perjalanan kali ini sangat luar biasa menyenangkan mengingat penatnya perjalanan hidup sehari-hari. Dan refreshing berikutnya esok pagi adalah menuju pantai untuk mengubur badan di tengah pasir. Untuk apa? nantikan catatan perjalanan berikutnya.

Comments

Popular Posts