Ide Mungil untuk Perkembangan Linux di Indonesia

Bagaimana agar Linux Lebih cepat diterima oleh masyarakat?
Sebuah pertanyaan yang seringkali membayangi komunitas open source khususnya pengembang Linux di Indonesia.

Selama ini komunitas Linux sudah boleh dikatakan berjuang habis-habisan untuk turut memberikan alternatif solusi terbaik bagi perkembangan teknologi informasi di berbagai sektor. Dan dengan perkembangan yang pesat pula Linux menjadi basis sistem operasi bagi kebanyakan server di dunia mulai dari mail server, web server, hingga renderfarm di dunia film.

Di Indonesia sendiri dan belahan dunia berkembang lainnya tentu sangat menanti-nantikan kedatangan penguin penyelamat dari aksi sweeping BSA. Warnet-warnet yang dulunya menggunakan sistem operasi bajakan mau tidak mau mulai banting setir ke sistem operasi dan aplikasi berplatform Linux yang cukup menyediakan aplikasi open source dan bahkan ada yang tidak berbayar.

Yang saya cermati di Indonesia tentang fenomena Linux dan aplikasi open source lainnya adalah banyak konsep yang masih dicerna setengah-setengah dan kurangnya endorsment dari pemerintah untuk mendukung gerakan pemakaian software secara legal.

Diantaranya yang saya cermati adalah:
  1. Pemerintah harus memulai secara tegas alih teknologi dari atas ke bawah. Jadi harus pemerintahnya dulu yang mengaplikasikan sehingga ada experience yang mampu mendorong tumbuhnya rule-rule untuk mendukung tumbuhnya aplikasi open source.
  2. Dengan adanya experience tsb, tentu pemerintah akan merasakan kekurangan apa yang harusnya bisa dipenuhi oleh dunia open source. Misalnya kesulitan driver hardware, maka pemerintah daripada sekedar mensweeping hardware yang tidak ada buku panduan dalam bahasa Indonesia tentu akan lebih baik bila quota import hardware harus disertai Linux compliance juga.
  3. Adanya kurikulum yang menggariskan pelajaran komputer berbasis open source sebagai bahan ajar utama dan aplikasi berbayar sebagai ikutan (second choice).
  4. Penjelasan tentang konsep FREE harus diterjemahkan secara sehat ke masyarakat dengan benar. Jangan sampai konsep FREE tersebut ditelan mentah-mentah sebagai GRATIS. Jika konsep ini keliru, maka tidak akan banyak programmer yang mau mengembangkan aplikasi open source. **Open source tidak selalu sebagai Freeware**. Konsep FREE disini adalah a freedom / kebebasan untuk menggunakan sistem, mengadopsi, atau menyesuaikan code program sesuai dengan kehendak mereka.
  5. Pemerintah harus memberikan award kepada dunia industri yang mau mengadopsi Linux sebagai solusi TI untuk bisnis mereka.

Dengan adanya sinergi dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak, diharapkan sumber daya manusia Indonesia khususnya para professional di bidang IT mendapatkan tempat yang lebih baik di negeri sendiri. Mimpi saya adalah Indonesia menjadi barometer perkembangan teknologi dan bukan sekedar sebagai konsumen. Jika India bisa, maka saatnya kita menjadi lebih baik dibandingkan mereka.

Semoga ide ini didengar oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Comments

Anonymous said…
Boss, mana nech iklan Klixs nya kok gak ada ?? ayoo dong mana promosikan disini :):):)
Admin said…
kalo nunggu pemerintah bertindak, sama halnya menunggu hari kiamat. :D
Kami dari klublinux.com siap bekerja sama.
Anonymous said…
Menunggu kiamat? tidak juga, masalahnya adalah klub penggagas open source di Indonesia saja yang tidak punya power untuk menekan pemerintah. Kenapa? you know the answer..separatis-nya komunitas open source di Indonesia, dan tidak ada nyalinya!

Popular Posts