Menjadi Pelanggan Yang Baik


Sudah banyak bahkan ribuan artikel yang membahas tentang bagaimana menjadi pengusaha yang baik. Untuk itu saya kira saya lebih baik membuat artikel lainnya sebagai pengisi waktu luang saya. Dan benar, saya mendapatkan ide "how to be a good customer", menjadi customer yang baik, menjadi customer yang dihargai oleh si penjual barang atau jasa. Terinspirasi oleh buku The Starbuck Experience oleh Joseph A. Michelli yang membahas tentang keterbukaan terhadap kritik saya mencoba menganalisa dari sudut pandang yang berbeda yaitu sudut pandang seorang pembeli/customer/pelanggan.
  • Sebenarnya apa yang diharapkan oleh seorang pelanggan? - Kepuasan atas barang / jasa yang diterima
  • Sebenarnya apa yang diharapkan dari seorang penjual terhadap customernya? - Merasa terpuaskan oleh layanannya dan BE NICE too.
Anda semua pasti setuju dengan pendapat diatas, sebuah imbal balik yang berakar dari sikap atau behaviour.
Perlu diketahui, seorang penjual (normally) pasti akan memberikan layanan terbaiknya - the best quality of services-nya tanpa diminta; masalahnya adalah belum ada analisa konkrit apakah setiap customer memiliki kemampuan untuk menerima layanan terbaik dan berterima kasih kepada yang telah melayaninya?

Ok, sekarang mari berkaca kepada diri kita sendiri:
Berapakah Anda memiliki toko langganan?
Mengapa Anda memilih mereka?
Apakah Anda mereka karena terdesak kebutuhan atau karena mereka dan Anda sama-sama senang bekerja sama?

Jika Anda dan mereka sama-sama senang bekerja sama satu sama lain (no 3), maka dipastikan Anda menemukan kecocokan perasaan yaitu Anda menerima cara mereka berhubungan dengan Anda, demikian pula sebaliknya. Sama-sama terpuaskan.

Mari kita lihat contoh sebagai berikut, seorang wanita muda sebut saja "NN" seringkali mengeluhkan layanan dimana dia berbelanja. Ada saja hal-hal yang dia pertanyakan, dipermasalahkan, atau mengeluhkan hal-hal sepele. Dan meskipun masalah utamanya diselesaikan ia masih juga mempertanyakan hal-hal yang lainnya. Tahukan Anda apa akibatnya? Si penjual manapun enggan untuk menerimanya.

Jadi ketahuilah, bahwa meskipun perusahaan menerapkan prinsip-prinsip untuk MEMUASKAN PELANGGAN, tapi mereka memiliki aturan juga bahwa mereka bisa membedakan antara pelanggan yang menginginkan masalahnya terpecahkan dan tahu tingkat kepuasan mereka dengan pelanggan yang tidak akan pernah puas atau berhenti mengeluh.

Mereka akan berterima kasih kepada pelanggan kelas 1 dengan tingkat kepuasan tingkat 1 artinya pelanggan itu mampu memberikan kritik dengan cara yang tepat dan menerima response positif yang diberikan oleh penjual dengan tingkat kepuasan yang terukur oleh kedua belah pihak. Sedangkan pelanggan akan memberikan cap negatif terhadap customer yang kelas rendah dan tidak memiliki tingkat kepuasan terukur.

Jadi bisa diperhatikan bahwa relationship terbaik dalam dunia bisnis bisa terbentuk baik dari si pelanggan yang menyenangkan atau si penjual yang menyenangkan.
Kini, siapkan Anda menjadi the real best customer?

Comments

Popular Posts